Profil Sekolah
Sampai Januari tahun 1996 Kabupaten Tulungagung belum memiliki Sekolah Negeri yang melayani anak berkebutuhan khusus. Yang ada hanya sekolah luar biasa yang didirikan oleh yayasan swasta juga. Padahal banyak anak berkebutuhan khusus tersebut yang belum terlayani di wilayah Tulungagung. Dari lembaga SLB yang ada juga tidak menyebar.
Semua SLB di atas di bawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Tulungagung. Berdasarkan data pemetaan tempat lembaga SLB seperti di atas, Tulungagung bagian Selatan masih belum ada lembaga yang menangani anak-anak kurang beruntung ini. Akhirnya Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung memilih kecamatan Campurdarat sebagai tempat lembaga baru Sekolah yang melayani anak-anak luar biasa untuk wilayah Selatan. Mulai Kecamatan Campurdarat, Tanggunggunung, Boyolangu Selatan, Pakel
Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Campurdarat atau disingkat SDLBN Campurdarat adalah satu-satunya lembaga pendidikan negeri yang dibangun pertama kali oleh Pemerintah Tulungagung melalui Dinas Pendidikan. Sesuai namanya lembaga ini khusus menangani anak berkebutuhan khusus jenjang SD saja. Sehingga diberi nama SDLB. Sementara jenjang TKLB , SMPLB, dan SMALB tidak diterima di sekolah ini dan dianjurkan masuk di SLB.
Murid pertama kali diperoleh melalui sosialisasi dan kunjungan ke desa-desa se wilayah kecamatan Campurdarat. Data dijaring melalui pendataaan di desa maupun sekolah sejak bulan Juni di kantor desa, RW dan RT yang ada Anak Berkebutuhan Khususnya (ABK). Dari 21 data ABK usia sekolah di wilayah Campurdarat saat itu, yang mau bersedia dan mau bersekolah hanya 12 siswa, baik mutasi daari SD maupun belum pernah sekolah. Dengan alasan ekonomi, repot/sibuk, jarak jauh dari lokasi sekolah, dan alasan lain yang tidak berterus terang karena malu dan disembunyikan dari umum, semua data ABK tidak disekolahkan.
Untuk membantu mengatasi keterbatasan transport dan membantu agar siswa bisa bersekolah, maka Asrama SDLB di aktifkan. Siswa menginap pertama sebanyak 4 siswa dari 12 daftar siswa SDLB. Sehingga permasalahan jarak jauh dan keterbatasan dana utuk transport dari orang tua wali murid dapat dikurangi. Sementara factor malu dan disembunyikan diatasi secara bertahap dengan bantuan berbagai pihak mulai dari perangkat desa, tokoh-tokoh agama, tokoh mansyarakat, dan melalui anjang sana guru-guru.
“Terwujudnya peserta didik yang beriman, terampil, mandiri, dan berprestasi.”
Indikator visi :
Managed By ABK Istimewa
@2022 - 2024